BEEF CATTLE — Jakarta – Cara mendeteksi kanker serviks sejak dini menjadi langkah krusial yang harus diketahui setiap perempuan. Pasalnya, kanker serviks sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal sehingga sulit dikenali. Jika tidak terdeteksi lebih awal, penyakit ini bisa berkembang hingga stadium lanjut dan mengancam nyawa.
Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp.OG, Subsp. Onk, menegaskan bahwa kanker serviks tergolong sebagai silent killer. Banyak kasus terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut karena minimnya gejala awal.
“Gejala kanker serviks itu sangat minim, makanya sering tidak disadari. Diam-diam tapi membunuh. Karena itu disebut ladies’ silent killer,” kata Prof. Yudi.
Cara mendeteksi kanker serviks adalah mengenali gejala awal yang mungkin muncul. Menurut Prof. Yudi, keputihan yang tidak biasa bisa menjadi tanda awal.
“Kalau ada keputihan, sebaiknya segera dicek. Bisa lewat Pap smear atau pemeriksaan lainnya. Dari situ bisa terlihat apakah ada kelainan,” ujarnya.
Gejala Kanker Serviks Stadium Lanjut
Selain keputihan, perdarahan setelah berhubungan intim juga perlu diwaspadai. Perdarahan ini bisa terjadi meskipun tidak dalam masa menstruasi.
“Kalau berhubungan lalu berdarah, atau ada rasa sakit saat berhubungan, itu harus hati-hati. Bisa jadi kanker sudah tidak hanya di mulut rahim, tapi sudah menyebar,” lanjut Prof. Yudi.
Jika dibiarkan, kanker serviks bisa berkembang hingga stadium 4. Pada tahap ini, gejala yang muncul jauh lebih parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Beberapa gejala kanker serviks stadium 4 yang disebutkan Prof. Yudi antara lain:
- Keluar feses dari vagina karena kanker menembus saluran pencernaan bawah
- Ngompol terus-menerus akibat kerusakan pada saluran kemih
- Bau menyengat dari organ intim, yang bisa mengganggu hubungan sosial pasien
“Pasien datang dalam kondisi seperti ini, baunya sudah tercium. Secara sosial, pasien juga menderita karena suaminya pun bisa enggan mendekat,” katanya.
Cara Deteksi Kanker Serviks Sejak Dini
Agar kanker serviks tidak terlambat ditangani, Prof. Yudi menekankan pentingnya deteksi dini. Berikut beberapa cara mendeteksi kanker serviks sejak dini:
1. Pap Smear Rutin
Tes ini membantu mendeteksi sel abnormal pada serviks sebelum berkembang menjadi kanker. Idealnya dilakukan setiap 3 tahun bagi perempuan usia 21 tahun ke atas atau setelah aktif secara seksual.
2. Tes HPV (Human Papillomavirus)
Virus HPV menjadi penyebab utama kanker serviks. Pemeriksaan ini bisa dilakukan bersamaan dengan Pap smear untuk hasil yang lebih akurat.
3. Perhatikan Gejala Abnormal
Jika mengalami keputihan tak biasa, nyeri atau perdarahan saat berhubungan intim, segera periksa ke dokter kandungan.
4. Vaksinasi HPV
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Vaksin HPV sangat efektif untuk mencegah infeksi virus penyebab kanker serviks, terutama jika diberikan sebelum seseorang aktif secara seksual.
Prof. Yudi mengingatkan bahwa meski terdengar menakutkan, kanker serviks masih bisa dicegah dan diatasi. Kuncinya adalah kesadaran dan pemeriksaan rutin.
“Kanker serviks tidak perlu ditakuti, tapi harus diwaspadai. Kita masih bisa berantas kanker ini dengan baik kalau terdeteksi sejak awal,” katanya.
Pemerintah Indonesia juga telah memasukkan vaksin HPV ke dalam program imunisasi nasional bagi anak perempuan usia sekolah dasar, sebagai upaya mencegah kanker serviks di masa depan.