BEEF CATTLE — Perang dagang AS-China masih berlangsung. Sekarang, banyak restoran di China mulai mengalami kesulitan mendapatkan daging sapi impor Amerika.
Di China, daging sapi Amerika telah menjadi salah satu makanan favorit. Utamanya di restoran BBQ, hotpot, dan steakhouse. Namun, perang dagang atau tarif yang terus berlangsung antara AS dan China berdampak pada banyak bisnis, salah satunya di industri restoran China.
Dilaporkan oleh CNN Indonesia pada tanggal 24 April 2019, Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif dasar impor 10% pada hampir semua negara. Di sisi lain, China memberlakukan tarif dasar hingga 145 persen dan tarif resiprokal hingga 245 persen.
Untuk menanggapinya, Beijing menaikkan tarif untuk barang-barang yang diimpor dari Amerika Serikat hingga 125 persen.
![]() |
Daging sapi impor dari Amerika Serikat menjadi semakin mahal sebagai akibatnya. Salah satu contohnya adalah restoran di Beijing bernama Home Plate, yang sekarang tidak lagi menawarkan hidangan daging dari Amerika Serikat di menunya.
Restoran ini menghabiskan tujuh hingga delapan ton daging brisket dari Amerika untuk menu BBQ Amerika setiap bulan. Namun, sekarang mereka harus mengganti semua daging sapi AS dengan daging sapi impor Australia.
Charles de Pellette, direktur Home Plate, menyatakan, “Tentu saja hal ini membuat kami sangat sulit menjalankan bisnis restoran.”
![]() |
Charles de Pellette kemudian menyatakan, “Kami sekarang hanya menghabiskan stok daging sapi dari Amerika. Jika stoknya sudah benar-benar habis, kami akan menggantinya dengan daging sapi Australia M5. Menurut kami, rasa dan kualitas dagingnya masih sama, kita mengubah daging sapinya karena kondisi seperti ini.”
Selain daging sapi, banyak restoran steak di China mulai menggunakan daging iga babi Kanada dan Amerika.
SUMBER FOOD.DETIK.COM : Efek Perang Tarif AS Vs China, Resto BBQ di China Kehabisan Daging Sapi Amerika