BEEF CATTLE — Jakarta – Harga minyak turun lebih dari 2% pada perdagangan Selasa, 26 Agustus 2025. Harga minyak tergelincir setelah reli pada sesi sebelumnya karena investor menilai perkembangan seputar perang di Ukraina dan potensi gangguan pasokan bahan bakar Rusia.
Mengutip CNBC, Rabu (27/8/2025), harga minyak Brent turun USD 1,58 atau 2,3% ke posisi USD 67,22 per barel. Hal ini setelah mencapai level tertinggi sejak awal Agustus pada sesi sebelumnya. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) merosot USD 1,55 atau 2,39% ke posisi USD 63,25.
“Penurunan moderat hari ini disebabkan oleh penghindaran risiko, dengan pasar ekuitas diperdagangkan lebih rendah,” kata analis UBS Giovanni Staunovo. “Faktor geopolitik perlu diwaspadai, terutama apa yang mungkin dilakukan Trump jika tidak ada pertemuan antara Rusia dan Ukraina.”
Reli minyak pada Senin terutama didorong oleh risiko pasokan setelah serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia dan kemungkinan sanksi AS lebih lanjut terhadap minyak Rusia.
Ancaman Donald Trump
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4723194/original/070149500_1705922144-fotor-ai-20240122181453.jpg)
Serangan Ukraina sebagai respons terhadap kemajuan Rusia dalam konflik dan serangannya terhadap fasilitas gas dan listrik Ukraina telah mengganggu pemrosesan dan ekspor minyak Moskow serta menyebabkan kelangkaan bensin di beberapa wilayah Rusia.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump telah memperbarui ancamannya untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia jika tidak ada kemajuan menuju kesepakatan damai dalam dua minggu ke depan.
Namun, beberapa sumber mengatakan kepada Reuters kalau pejabat pemerintah AS dan Rusia membahas beberapa kesepakatan energi di sela-sela negosiasi bulan ini untuk mencapai perdamaian di Ukraina.
Tarif AS
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4723195/original/090971800_1705922161-fotor-ai-20240122181449.jpg)
Mengingat besarnya ketidakpastian di pasar minyak yang disebabkan oleh konflik Ukraina dan perang tarif, investor akan tetap enggan untuk berkomitmen pada kedua arah dalam jangka panjang,” kata analis PVM Oil Associates, Tamas Varga.
“Dalam jangka menengah, harga Brent dapat berada pada kisaran perdagangan USD 65-USD 74 untuk masa mendatang,” ia menambahkan.
Saxo Bank Commodities Strategist Ole Hansen menuturkan, tarif AS yang akan dikenakan terhadap India atas pembelian minyak Rusia yang berkelanjutan juga menjadi fokus, India adalah pembeli minyak mentah Rusia terbesar ketiga.
Ekspor India berpotensi menghadapi bea masuk AS hingga 50%, salah satu yang tertinggi yang dikenakan oleh Washington.
Harga Minyak Tembus USD 68,80 di Tengah Serangan Ukraina ke Infrastruktur Rusia
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4723196/original/076191600_1705922178-fotor-ai-20240122181355.jpg)
Sebelumnya, harga minyak dunia menguat pada penutupan perdagangan Senin 25 Agustus 2025, dipicu kekhawatiran gangguan pasokan akibat serangan Ukraina ke infrastruktur energi Rusia serta potensi sanksi baru dari Amerika Serikat (AS).
Mengutip CNBC, Selasa (26/8/2025), harga minyak mentah Brent berjangka naik USD 1,07 atau 1,58% menjadi USD 68,80 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik USD 1,14 atau 1,79% menjadi USD 64,80 per barel.
“Tampaknya ada kesan bahwa perundingan damai berlarut-larut,” ujar analis senior Price Futures Group Phil Flynn.
“Mungkin ada sanksi terhadap Rusia jika perundingan ini tidak berjalan dengan baik,” tambah dia.
Presiden AS Donald Trump kembali menegaskan pada Jumat lalu bahwa ia akan menjatuhkan sanksi tambahan kepada Rusia jika tidak ada kemajuan menuju penyelesaian damai di Ukraina dalam dua minggu ke depan.
Trump juga mengancam akan mengenakan tarif tinggi terhadap India terkait pembelian minyak dari Rusia.