Musim hujan yang intens sepanjang Juli 2025 membawa potensi risiko longsor yang meningkat di wilayah Jakarta Selatan (Jaksel) dan Jakarta Timur (Jaktim). Kondisi ini menuntut kewaspadaan ekstra dari masyarakat dan pemerintah setempat agar bencana dapat diminimalisir dampaknya. (12/7/2025) Sabtu.
Longsor biasanya terjadi akibat kombinasi faktor alam dan aktivitas manusia. Di Jaksel dan Jaktim, curah hujan tinggi yang terus menerus menyebabkan tanah menjadi jenuh air dan mudah bergerak. Selain itu, pembangunan yang kurang memperhatikan tata kelola lingkungan, seperti penebangan pohon dan pengurukan tanah yang tidak tepat, memperparah risiko ini.
Beberapa kawasan perbukitan dan lereng di Jaksel dan Jaktim menjadi titik rawan longsor. Wilayah seperti daerah perbukitan di Cilandak, Pasar Minggu, dan beberapa bagian di Ciracas dan Cipayung termasuk dalam zona yang harus diwaspadai. Masyarakat di sekitar area ini disarankan untuk selalu memantau kondisi lingkungan dan mengikuti informasi resmi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Longsor dapat menyebabkan kerusakan rumah, infrastruktur jalan, dan fasilitas umum. Selain itu, risiko korban jiwa dan luka-luka juga meningkat jika masyarakat tidak sigap dalam menghadapi situasi darurat. Gangguan aktivitas sehari-hari dan kerugian ekonomi juga menjadi konsekuensi yang harus diantisipasi.
Langkah Antisipasi dan Mitigasi
- Pantau Informasi Cuaca dan Peringatan Dini: Selalu ikuti update dari BMKG dan BPBD terkait potensi bencana.
- Perkuat Struktur Bangunan: Pastikan rumah dan bangunan di area rawan memiliki fondasi kuat dan sistem drainase yang baik.
- Hindari Aktivitas Merusak Lingkungan: Jangan menebang pohon sembarangan dan hindari pengurukan tanah tanpa izin.
- Siapkan Rencana Evakuasi: Kenali jalur evakuasi dan tempat pengungsian terdekat.
- Bersiap dengan Perlengkapan Darurat: Sediakan perlengkapan seperti senter, obat-obatan, dan makanan ringan.